Kam. Mar 23rd, 2023

Kuningan, MI.id – Peternak Sapi di Desa Bantarpanjang Kecamatan Cibingbin, Kabupaten Kuningan, paling terdampak wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Hal itu diungkapkan oleh Kasi Pemerintahan Desa Bantarpanjang, Anen Sunarma di kandang Sapi Bersama milik warga, Senin (11/7/2022). Pasalnya hampir setiap hari ada saja Sapi yang mati, bahkan pernah sehari 8 ekor.

“PMK saat ini sedang melanda ternak Sapi di desa kami. Saat ini banyak Sapi yang menjadi korban. Hampir setiap hari ada Sapi yang mati. Bahkan selama kurun waktu satu bulan belakangan ini, sudah lebih dari 50 ekor Sapi yang mati.” terang Anen Sunarma.

“Saat ini Sapi yang mati di kuburkan di tempat penguburan sapi khusus, karena hampir setiap hari ada Sapi yang mati,” ujar dia.

Baca juga :

Ia menjelaskan kematian Sapi, awal yang dialami Sapi itu tidak mau makan rumput, kemudian mulutnya berbusa dan mengeluarkan air liur, begitu pula telapak kakinya pecah-pecah. Kalau sudah dalam kondisi demikian, maka Sapi paling lama bisa bertahan Satu minggu lalu mati,” tutur Anen.

Untuk penanganan PMK ini, pihak Pemerintah Desa Bantarpanjang bersama Tim Kesehatan dari Dinas Perikanan dan Peternakan (Disnakan) Kabupaten Kuningan melakukan upaya penanganan dengan penyuntikan. “Kami bersama Tim Kesehatan DInas Peternakan telah melakukan penyuntikan dan penyemprotan cairan disinfektan di setiap kandang. Hasilnya 80 persen bias ditangani dengan baik,” terang dia.

Ia mengakui sedih karena saat ini, Sapi di desanya seperti sampah saja. Harga jualnya merosot drastis sampai ke titik paling rendah, bahkan tidak ada harganya.

Salah seorang Peternak Sapi, Raskim mengungkapkan, saat ini para peternak Sapi di desanya sedang “kiamat” dikarenakan dengan adanya wabah penyakit PMK yang melanda Sapi-sapi. “Hampir setiap hari ada saja Sapi yang mati, bahkan dalam sehari mencapai Delapan ekor Sapi yang mati,” ungkap Raskim.

“Berbagai upaya kami lakukan, imbuh dia, baik pengobatan maupun penyemprotan kandang, obat-obatan yang kami berikan dibeli secara online, juga membuat ramuan dan obat dari Dinas Peternakan”.

“Kami tidak mempersoalkan terkait harga obat yang dibeli secara online terbilang mahal, yang penting Sapi-sapi kami bias kembali sehat.” Imbuhnya.

Ia menuturkan, Sapi milik warga di desanya sebelumnya dan sudah menjadi kebiasaan digembalakan di hutan. Namun sehubungan dengan adanya wabah PMK saat ini, terpaksa Sapi-sapi ini kami isolasi di kandangnya dengan tujuan untuk mengurai wabah PMK ini.

Raskim mengutarakan kesedihannya. “Kami sangat sedih dengan adanya virus PMK ini, banyak peternak yang terpaksa menjual sapi dengan harga sangat murah.” keluh dia sambil berharap adanya bantuan solusi dari pemerintah. (Tarman)

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *