Kuningan, MI.id – Kepala Desa Jabranti, Kecamatan Karangkancana, T. Dede Suhendar mengungkapkan, desanya telah swasembada pangan, salah satunya hasil padi (gabah kering) mencapai 30 ton/bulan dengan 3 kali panen dalam satu tahun.
Hal itu disampaikan Kades Dede Suhendar dalam sosialisasi Program Pemberdayaan Masyarakat dalam Penganekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis Sumberdaya Lokal di Desa Jabranti, Rabu (7/9/2022).
Sosialisasi itupun dihadiri oleh Hj. Ika Acep Purnama, SE, Ketua TP PKK Kabupaten Kuningan, dan Kabid Distribusi Pangan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Kuningan, Sofyan Pamungkas, S.Hut, M.Si.
Baca juga :
- Kelurahan Cigugur Miniatur Indonesia
- Abah Madsudiadi Raih Anugrah Kebudayaan
- Hasil Drawing Perempatfinal Liga Europa: MU Vs Sevilla
Kades Jabranti, T. Dede Suhendar mengucapkan selamat datang dan berterimakasih atas kedatangan Hj. Ika Acep Purnama beserta rombongan di Desa Jabranti. “Kami sangat antusias dengan adanya kegiatan ini, walaupun desa kami ini letaknya berdekatan dengan Gunung Sukmana dan berdekatan dengan hutan.” ucap Dede Suhendar.
Kuwu Dede Suhendar berharap kegiatan yang luar biasa itu akan bertahan lama karena sangat membantu. “Ini memberikan contoh dan memberikan edukasi dalam memanfaatkan lahan pekarangan.” ujar dia.
Ia pun mengungkapkan, kegiatan di desanya mendapat dukungan dari Kecamatan Karangkancana, UPTD Pertanian, lembaga dan yang paling utama KWT Melati Desa Jabranti.


Bunda Ika didampingi Kades Jabranti T. Dede Suhendar dan Camat Karangkancana Ade Wibawa sedang melihat produk unggulan lokal di Desa Jabranti, Kecamatan Karangkancana, Rabu (7/9/2022)
“Mudah-mudahan bidang pertanian kami bisa selalu terdepan. Bukan hanya menanam dan memanen sayuran, tapi ke depannya kami bisa menggali potensi lainnya yang luar biasa. Dalam satu tahun, masyarakat kami bisa panen Padi 3 kali dengan menghasilkan gabah kering 30 ton.” terang dia.
Dalam bidang P2K juga sudah bisa memasarkan produk Kripik Pisang ke Pasar Luragung, dengan omzet Rp1 Juta/minggu. Potensi lainnya, sebut dia yakni Kopi lokal dari Dusun Jabranti dan Dusun Banjaran. “Hasil kopi selama ini telah mencapai 300 ton, diharapkan dengan hasil kopi ini akan menjadi produk unggulan kopi milenial,” harap dia.
Selain itu, petani di desanya juga menghasilkan Kapolaga, hanya saja harganya saat ini sedang turun dengan harga Rp50.000/Kg.
Ia pun meminta bimbingan dalam budidaya sayuran dan pasca panen untuk menembus pasar, dengan harapan menghasilkan sayur-sayuran berkualitas.
Kabid Distribusi Pangan Diskatan Kuningan, Sofyan Pamungkas, berjanji, insya Allah Desa Jabranti akan dijadikan salah satu tempat untuk studi banding, terutama bidang pertanian.
“Kegiatan sosialisasi pemanfaatan lahan pekarangan dengan tanaman lokal bersama Bunda Ika dilaksanakan secara marathon di beberapa desa di 32 kecamatan, dengan berkolaborasi dengan seluruh stakeholders/pemangku kepentingan yang ada di Kabupaten Kuningan,” ujar dia.
Adapun tujuan kegiatan untuk memberikan pemahaman kepada keluarga di masing-masing desa. Selain itu, untuk meningkatkan partisipasi KWT berkaitan pemberdayaan masyarakat.
Ia pun bangga Desa Jabranti dapat menghasilkan padi yang mencapai 30 ton per bulan, tapi harus tetap berpegang pada kaidah-kaidah pertanian. “Ini sangat luar biasa,” ucap Sofyan Pamungkas.
Bunda Ika mengajak seluruh masyarakat untuk memanfaatkan lahan pekarangan miliknya. “Semua masyarakat diharapkan dapat memanfaatkan lahan pekarangannya, sehingga perusahaan besarpun sudah ada yang mengajak bekerjasama dengan kami,” ungkap Bunda Ika.
Saat ini, imbuh Bunda Ika, dari 376 kelompok wanita tani (KWT) yang ada di Kabupaten Kuningan, 27 KWT diantaranya telah bekerjasama dengan PT. Asaka Dewa, sebuah perusahaan besar yang bergerak di bidang sayuran.
“Insya Allah dari Dinas Pertanian dan UPTD Pertanian akan memfasilitasi dalam pemanfaatan lahan pekarangan masyarakat. Pemanfaatan lahan pekarangan akan bermanfaat untuk menghemat beban pengeluaran keluarga, menurunkan stunting, dan dapat mempertahankan ketahanan pangan keluarga,” imbuh dia.
Program ini harus berkolaborasi dengan seluruh stakeholder yang ada. “Kami sangat gembira walaupun ada juga keluhan dari sayuran yang kita tanam ini, tapi ini bisa di konsultasikan dengan ahli tanaman,” kata dia.
Ia menyebut, salah satu sayuran diantaranya tomat yang disimpan di dalam kulkas dapat bertahan selama satu minggu. “Hal ini karena tanahnya bagus dan menggunakan pupuk organik,” jelasnya.
Bunda Ika berharap, sayuran selain dapat memenuhi kebutuhan keluarga, juga bisa menembus ke pasar. Seusai menyerahkan bantuan bibit ikan Lele, ia berpesan kepada KWT Melati Desa Jabranti agar terus menjaga kekompakan, saling percaya dan jangan saling curiga satu – sama lainnya. (tarman)