Kuningan, MI.id – Puncak Manik memiliki nama yang sangat menarik sekaligus berpotensi sebagai daerah tujuan wisata alami dengan hamparan mirip gunung Tangkuban Parahu dan wisata religius atau spiritual,
Saat ini calon obyek wisata Puncak Manik yang berada di wilayah Desa Cimulya, Kecamatan Cimahi, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat ini mulai ditata secara swadaya oleh Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) dan masyarakat setempat.
Kegiatan dilakukan secara rutin setiap hari Sabtu dan Minggu itu telah beralangsung sejak beberapa bulan dengan modal swadaya ataupun bantuan dari donator. Sutarya menjelaskan, dirinya sebagai warga Dusun Manis RT 04/01 Desa Cimulya saat ini dipercaya menjadi pengelola keuangan dari donatur Komunitas Pecinta Alam Cikakak Brebes Jawa Tengah untuk pembangunan Saung Pancuran Mas Gunung Puncak Manik.
Baca juga :
- Kelurahan Cigugur Miniatur Indonesia
- Abah Madsudiadi Raih Anugrah Kebudayaan
- Hasil Drawing Perempatfinal Liga Europa: MU Vs Sevilla
“Saya sebagai pengelola keuangan diberikan kepercayaan untuk pengadaan barang/material dari dana yang berasal dari donator, Komunitas Pecinta Alam Cikakak Kabupaten Brebes, Jawa Tengah. Amanah ini kami laksanakan dengan sepenuh hati dan keikhalasan,” ujar Sutarya di Puncak Manik, Minggu (16/10/2022).
Ia pun mengakui kendala yang dihadapi dalam pengangkutan material dari permukiman cukup sulit karena kendaraan tidak bisa langsung sampai ke lokasi Pancuran Mas. Namun dengan tekad bersama, pembangunan saung Pancuran Mas harus bias diselesaikan.
“Jalan ke lokasi Pancuran Mas ini harus ditempuh melalui jalan setapak dengan medan menanjak, sehingga menyulitkan dalam mengangkut material bahan bangunan,” terang dia.

Menurut Sutarya, dirinya juga berkordinasi dengan Komunitas Pecinta Puncak Manik (KPPPM) Desa Cimulya, ternyata mereka juga sangat mendukung penataan Saung Pancuran Mas.
Lokasi Pancuran Mas ini sangat menarik karena ada sumber mata air yang dikramatkan, dan sering mendapatkan kunjungan dari berbagai daerah, terutama setiap malam Jumat Kliwon. Dari lokasi itupun ada beberapa situs diantaranya Buyut Jaksa, Buyut Odog, Buyut Pandita, Patilasan Embah Kuwu Sangkan, dan situs lainnya.
Ketua KPPM Desa Cimulya, Tarman mengakui, komunitasnya sangat konsisten mendukung penataan lokasi Pancuran Mas.
“Setelah mendapat informasi dari Bapak Sutarya bahwa ada donator dari Komunitas Cikakak Brebes, kami pun langsung mengadakan musyawarah. Alhamdulillah anak-anak KPPM sangat mendukungnya, untuk penataan lokasi dan jalan menuju situs-situs yang ada di Gunung Puncak Manik,” terang Tarman.
Wisata yang bisa dikembangkan di Puncak Manik yakni kelestarian alam tetap terjaga dan banyaknya petilasan karuhun. “Di lokasi ini sebelumnya, sejak 20 tahun yang lalu sudah ada saung bantuan dari Kraton Cirebon, namun karena kurang perawatan sehingga rapuh dan ambruk. Maka sekarang direnovasi lagii,” ujar dia.
“Meskipun belum terkordinasi dengan baik, namun kunjungannya dalam satu tahun lebih dari 1000 orang bersama para kuncen. Sayangnya para kuncen kurang peduli dalam memelihara saung Pancuran Mas ini,” ujar kru mediaidentitas.id ini.
“Rusaknya Saung Pancuran Masi ini disebabkan kurangnya perawatan, dan terjadi musibah pohon kiara besar tumbang menimpa saung ini, sehingga saung ini ambruk. Karena itu, atas nama KPPM Desa CImulya saya mengucapkan terima kasih kepada Komunitas Cikakak Brebes, dan Subang Pagaden yang menjadi donatur,” pungkas dia. (tan)