Kam. Mar 23rd, 2023

Jakarta, MI.id – Korban tewas gempa dahsyat di Turki dan Suriah terus bertambah. Disebutkan, korban meninggal mendekati angka 20.000.

Dilansir dari AFP, Kamis (9/2/2022), harapan untuk menemukan lebih banyak korban selamat memudar setelah gempa menewaskan hamir 20.000 orang di Turki dan Suriah.

Kondisi dingin telah menghambat pencarian selama empat hari di bangunan yang rata dengan tanah. Kondisi ini pun mengancam nyawa banyak korban gempa yang tidak memiliki tempat berlindung dan air minum.

Baca juga :

Kerabat dibiarkan menjelajahi kantong mayat yang diletakkan di tempat parkir rumah sakit di kota Antakya, Turki selatan, untuk mencari kerabat yang hilang. “Kami menemukan bibi saya, tapi bukan paman saya,” kata Rania Zaboubi, seorang pengungsi Suriah yang kehilangan delapan anggota keluarganya saat korban lainnya mencari jenazah orang-orang terkasih.

Peluang untuk menemukan orang yang selamat telah meredup. Saat ini sudah lebih dari 72 jam, waktu yang dianggap periode paling mungkin untuk menyelamatkan nyawa, telah berlalu.

Tim penyelamat masih berpacu dengan waktu untuk menyelamatkan korban gempa di Turki selatan dan Suriah utara yang tertimpa reruntuhan bangunan/getty image.

Diketahui, gempa berkekuatan 7,8 melanda ketika orang-orang tidur Senin (6/2) pagi di wilayah di mana banyak orang telah menderita kerugian dan pengungsian akibat perang saudara Suriah.

Presiden Erdogan Kunjungi Area Terdampak Gempa

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan memulai kunjungannya ke area-area terdampak gempa, sementara tim penyelamat berpacu dengan waktu untuk menemukan korban selamat di bawah reruntuhan.

Menanggapi kritik lambatnya penanganan dan penyelamatan di sejumlah area terdampak, Erdogan mengakui ada beberapa masalah dengan tanggap darurat di masa awal bencana. Namun sekarang semua sudah berjalan normal, kata dia.

“Awalnya ada masalah di bandara-bandara dan di jalan-jalan, tapi hari ini semuanya sudah lebih mudah, dan besok akan lebih mudah lagi,” ujar Erdogan.

“Kami telah memobilisasi semua sumber daya,” tambahnya. “Negara menjalankan tugasnya.”

Sementara itu, diwarnai kepanikan, keluarga korban di salah satu kota di Turki yang mengungsi di sekitar puing-puing bangunan, ikut terlibat dalam upaya penyelamatan, dengan menggunakan kapak dan linggis.

Sejumlah keluarga yang berduka mengatakan upaya penyelamatan korban yang berada di bawah reruntuhan “berjalan terlalu lama”

Gempa berkekuatan 7,8 skala Richter pertama terjadi di dekat Kota Gaziantep, Turki, pada Senin (06/02) dini hari, diikuti gempa berikutnya beberapa jam kemudian yang berkekuatan 7,5. (BBC Indonesia/detik.com/MI.id)

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *